Kamis, 25 November 2010

My IDOLs (?)

Wihiiiiiiiiiiiyy....!!
Okay, guys.. Lemme tell you about my IDOLs, here the are:

Wu Chun






Hihihi... Ganteng banget yak? Aku ngefans ama Wu Chun udah lama banget!! Kelas 8 SMP gitu deh.. Selain ganteng, dia jago akting hm dan perannya selalu penting wih... Dia juga pinter nyanyi loh! Suaranya................ beuh keren abis, udah gitu dia leader dari Fahrenheit (BoyBand terkenal Taiwan). Wu Chun itu TAJIR MAMEN!! Selain dari akting dan nyanyi, dia punya bisnis gym yg banyak banget! Gak heran dong kalo dia itu punya badan kekaar. Wu Chun lahir di Brunei Darussalam, dan baru dua kali ke Indonesia duh dan yg paling ngeilfeel-in aku itu...........................UMURNYA!! NGEK! KEPALA TIGA LEBIH zzzzz


Harry Potter CAST



kiri - kanan : Tom Felton (Draco Malfoy), Emma Watson (Hermione Granger), Rupert Grint (Ron Weasley), Daniel Radcliffe (Harry Potter), Bonnie Wright (Ginny Weasley), Jessie Cave (Lavender Brown)

^TRIO HARPOT^



IMMA HARRY POTTER FREAKS!! Udah pasti ngefans berat ama mereka mereka yg main Harry Potter, apalagi Emma Watson ama Tom Felton. Si Emma itu pinter banget dan di Tom elah ganteng banget hahaha..


Skandar Keynes





Ni cowok ganteng banget, tatapan matanya itu loh MENUSUK HATI haha, namanya Skandar Amin Casper Keynes.. Pemeran Edmund dalam film fantasi Narnia..

Trus ada lagi yang aku idolakan,

Justin Bieber
Joe Jonas
Alex Watson
Dylan & Cole Sprouse
Selena Gomez
and @POCONGGG


Haahahahahaa, tadinya sih mau masang foto mereka satu-satu tapi berhubung malas menyerangku, ya gini deh.................

EgandaGarwahusada

Sabtu, 06 November 2010

Marauders~

My another fan fiction about Harry Potter..
Check it out!!

-----------

Suasana Aula Besar pagi ini seperti biasanya, ramai. Murid-murid duduk di meja panjang asramanya masing-masing. Mereka makan, membaca Daily Prophet, atau bersenda gurau dengan teman-temannya.
"James, kau harus mencoba jebakan-permen-pedas ini untuk Malfoy!" ucap Sirius sambil menggoyang-goyangkan kantung yg dibawanya di hadapan James. James tampak bersemangat,
"Coba kulihat!" James mengambil kantung itu dari tangan Sirius, Sirius memasang muka berharap rencananya diterima.
James mengeluarkan sebutir permen bundar berwarna merah, memperhatikannya dengan seksama, lalu kembali menghadap Sirius di sebelahnya, "Tidakkah kau berpikir ini terlalu mencolok, Sirius?" Peter tertawa terbahak-bahak di tempat duduknya. Ia memukul - mukul meja dengan genggaman tangannya.
"Diamlah, Wormtail! Kau membuat meja kita berantakan!" bentak Remus.
Peter langsung diam dan mengeluarkan kata-kata tak terdengar, kau-yang-diam-serigala!
James menggeleng-gelengkan kepalanya, Sirius berbicara lagi, "Kau patut mencobanya, Prongs!"
"Aku?"
"Iya," Sirius mengiyakan diikuti anggukan Remus dan Peter.
James memperhatikan lagi permen-pedas yang ada di tangannya lagi dan pelan-pelan mendekatkan permen itu ke mulutnya. James menggigit bagian kecil permen itu,
Mukanya memerah, James tampak sangat kepedasan! Dia mengambil jus labu miliknya dengan cepat, merasa kurang, ia mengambil jus labu milik Sirius juga.
Peter, Remus, dan Sirius mentertawakan sikap James. James hanya memandang kesal mereka..

-----

"Mereka berisik!" ucap Lily sambil memandang keempat pembuat onar Hogwarts itu
"Yah! Itulah mereka, Lily!" jawab seorang gadis yang duduk di sebelah Lily
"Aku tak suka sikap mereka, apalagi si James, dia terlalu sok!"
"Jangan bicara seperti itu, benci bisa jadi cinta!"
"Tak akan!" Lily bersungguh-sungguh, ia memandang James sekarang, cowok yang tingginya biasa saja, rambutnya berantakan, kacamatanya miring, dan sikapnya yang menyebalkan itu. Lily bergidik, tak ada satupun dari sifat James yang disukainya.
"Lily?" Snape berbicara di belakang Lily
"Hai, Sev!" Lily terkejut karena Snape membuyarkan lamunannya.
"Setelah ini kau ada pelajaran Ramuan, kan? Ayo kita barengan!"
"Oh, ayo!" Lily bangkit dari tempat duduknya dan berjalan bersebelahan dengan Snape keluar dari Aula Besar.

-----

"Hei, Prongs!" kata Peter
"Apa?" tanya James
"Lily Evans! Bersama......... " balas Peter sambil menunjuk ke pintu Aula
James, Sirius, dan Remus melihat ke arah yg ditunjuk Peter.
"Snivellus," mereka berempat berkata serempak.
Setelah Lily dan Snape menghilang dari pandangan mereka, James tampak kesal.
"Si Rambut berminyak itu--" desis James
"Prongs!" celetuk Sirius
"Kau berpikir hal yang sama, Padfoot?" tanya James
"Kalian mau apa?" Remus tampak cemas
"Jangan khawatir, Moony! Kau tau kan kita pembuat onar nomor satu Hogwarts?!" tanya Peter
"Tentu, tapi, jangan berlebihan!"
"Kita hanya akan buatnya jera, ya kan, Prongs?" Sirius mencari teman, James mengangguk.
"Oke, aku ikut!" Remus menyerah, yah, dia memang berteman dengan pembuat onar, dan dia bangga.
"Kapan?" tanya Peter
"Ketika aku menikah dengan Lily! Ya sekarang, Wormtail!" jelas James
Sirius dan Remus tersenyum.

---

”Cepat habiskan makananmu, Sirius! Atau kita akan kena detensi karena terlambat mengikuti kelas Prof. Slughorn!” kata Remus. Sirius menatapnya kesal. Ia menengguk segelas jus labu sebagai penutup makan siangnya yang setengah terburu-buru ini.
”Sejak kapan Marauders takut terkena detensi?” Sirius mengerling ke arah James yang berada di sebelahnya. James menggeleng sambil membereskan buku-bukunya yang tergeletak begitu saja di atas meja makan Gryffindor.
”Kurasa kali ini kau harus menyetujui perkataanku. Hahahaha.” Remus terbahak melihat Sirius tak dapat menemukan alasan untuk membantahnya.
Keempat Marauders berjalan meninggalkan meja makan Gryffindor, melewati pintu aula besar yang sebelumnya telah dilewati oleh Severus dan Lily. Peter yang berjalan paling lambat diantara mereka berempat berjalan paling akhir, Remus memimpin rombongan itu gagahnya seperti sedang memimpin sebuah pasukan yah pasukan pelanggar peraturan, sedangkan Sirius dan James tengah berdiskusi tentang apa yang akan mereka lakukan terhadap Snape sambil sesekali terkikik.

Di kelas ramuan.

”Aku lupa kalau hari ini kita mengikuti kelas ramuan bersama Slytherin,” bisik Peter kepada ketiga sahabatnya.
”Tidak begitu terhadap James. Dia selalu ingat kapan akan mengikutin kelas bersama saingannya yang berhidung bengkok itu,” kekeh Sirius.
James memukul kepala Sirius dengan buku yang ada ditangannya.
”Aw!” Sirius memegang kepalanya yang menjadi korban penganiayaan James. Ia tidak memutuskan untuk membalas dengan pukulan yang sama.
”Oh! Ini dia keempat murid bandel Gryffindor. Nyaris terlambat. Penganiayaan terhadap buku pelajaranku. Nyaris terlambat. Berisik. Dan tidak minta maaf!” suara Prof. Slughorn menggema di kelas ramuan. James bisa merasakan seluruh murid di kelas itu memperhatikan mereka sekarang.
”Er, Sir, maaf. Tetapi Anda menyebutkan ’nyaris terlambat’ dua kali,” James membela diri.
“Ah, dan membantah! 5 points akan diambil dari Gryffindor!” Prof. Slughorn memalingkan wajah dari keempat murid terlambat itu, “Duduklah dengan tenang bersama teman-temanmu yang lain.”
James, Sirius, Remus, dan Peter bergerak dengan malas. James dan Sirius mengambil tempat duduk di sebelah Lily dan Severus yang tengah memandang mereka dengan pandangan mencela, sedangkan Remus dan Peter duduk di belakang mereka.
“Bisakah kalian untuk sekali saja tidak membuat poin asrama berkurang?“ Lily bersuara pelan namun dalam. Severus menahan tawa.
”Suruh pacarmu untuk diam, Lily, kami sedang tidak ingin berdebat denganmu!” Sirius berkata sama pelannya dengan perkataan Lily.
Wajah Lily memerah dan segera memalingkan. Severus memandang Sirius seakan ingin melahapnya sekali telan lalu mengikuti arah pandangan Lily.
Sirius menghadap ke James dan berbisik, “Apakah menurutmu mereka pacaran? Kau lihat tadi wajah Lily memerah ketika aku bilang Snivellus itu pacarnya?”
“Ya, entahlah.” James mengangkat bahunya.
“Kurasa kau kalah dari si hidung bengkok itu…”
“Jadi? Aku terlambat?”
“Mungkin, James, kau masih ingin menjalankan aksi kita untuk Snivellus?”
”Aku tak tau, Sirius.”
”Kau merelakan Lily?”
”Tidak! Tentu saja tidak!”
”Lalu?”
”Aku hanya.....” James menelan ludah, ”Aku tak ingin dia makin membenciku jika kita melukai pacarnya..”
”Mr. Potter dan Mr. Black, bisakah kalian menjawab pertanyaan yang baru saja kukatakan?” Prof. Slughorn menyela pembicaraan Sirius dan James.
James dan Sirius saling berpandangan ngeri, mereka tidak tau apa yang ditanyakan oleh Prof. Slughorn.
“Kuulangi sekali lagi. Sebutkan bahan – bahan ramuan yang dimulai dari huruf A, jika kalian membaca buku seharusnya kalian tahu..”
James menghela napas lega, “Aconite, Sir. Atau nama lainnya monkshood atau wolfsbane.”
“Armadillo Bile, Ashwinder eggs....” Sirius melanjutkan,
“dan Ashpodel,” tambah James.
Prof. Slughorn menatap kedua murid dihadapannya itu, “Yah, benar. Lain kali jangan berbicara sendiri di kelasku. Aku berharap lebih dari kalian berdua, murid paling pandai angkatan ini!”
James dan Sirius tersenyum penuh kemenangan dan mulai mengeluarkan perkamen serta pena bulu untuk mengikuti pelajaran ramuan dengan serius.
“Nah, apakah dari kalian ada yang tau darimana batu bezoar bisa didapatkan?” Prof. Slughorn menunjukkan ke seluruh murid sesuatu yang dipegangnya, bentuknya keras- seperti batu.
Tangan Lily Evans terangkat, dan Prof. Slughorn tersenyum memandang murid favoritnya itu. “Yang lainnya?”
Sirius berbisik lagi ke James, “Kau tau kan, James?”
James mengangguk.
“Bersikap ksatria, rupanya?”
“Diamlah!” James sedang memandang Lily, memperhatikan rambut merahnya yang terurai, menatap mata hijau indah milik orang yang dikasihinya itu. Lily tersenyum dan James mendapati dirinya nyaris tak bisa bernapas.
Lily tersenyum ke Prof. Slughorn yang telah mengizinkannya untuk menjawab pertanyaan, “Dari perut kambing, Sir.”
“Tepat, Ms. Evans! Sekarang tugas kalian adalah membuat esai sebanyak 300 kata tentang bahan-bahan yang kita butuhkan untuk membuat ramuan pada tahun ini. Dikumpulkan pada pelajaran berikutnya!” Prof. Slughorn mengamati seluruh murid di ruangan itu yang sekarang sedang menghela napas berat mendengar tugas.
Lily tersenyum ke arah Severus karena jawabannya benar. Severus membalas senyuman itu. Dan James Potter telah berhenti menatap Lily.

*to be continued*