Kamis, 27 Mei 2010

♥ Cinta Yang Pergi ♥

"ARGH!"

Gita terjaga dari tidurnya, dia duduk sekarang, keringat mengucur di pipinya yang merona, wajahnya ketakutan.

"Rico," Gita menggumam. Dipejamkan matanya, kejadian itu serasa baru terjadi kemarin.....



~~~



"Gitarini!" Rico menepuk pundak dan langsung duduk disebelah Gita. Wajah Gita memerah,

"Sshht! Jangan sebut nama panjangku! Memalukan!" Kata Gita sambil menengok kanan kiri jika ada yg mendengar. Tapi sekolah sudah siang, semua murid sudah pulang.

"Nama yang indah," ujar Rico sambil tersenyum. "Itu pemberian orangtuamu, Git!"

"Apakah kau masih menganggap orang yang telah mencampakkan dirimu dan ibumu masih kau sebut orangtua?" Gita melotot,

"Setidaknya, dia orangtuamu. Bagaimanapun dia sekarang,"

"Diam!"

Rico memandang Gita dan Gita membuang muka darinya.

"Ayo!" Seru Rico sambil menarik tangan Gita.

"Kemana?"

"Ya pulang dunk! Ini sudah siang, kita belum makan.."

"Oh,"

"Hm, terimakasih juga telah menungguku," Rico tersenyum lagi..

"Ha? Siapa yang nungguin kamu?" Tanya Gita gelagapan, senyum Rico menghilang tapi tangannya masih menggenggam tangan Gita..

"Oh kukira.."

"Jangan bodoh! Hahhaha, kita kan sahabat," Gita menangis di dalam hati, Gita berbohong akan perasaannya.

"Kau benar, Git!" Ucap Rico santai.



Kami berjalan melewati taman yang indah, Gita dan Rico melihat tukang es krim,

"Kau mau?" Rico bertanya ke Gita.

Gita tersenyum, Rico benar - benar perhatian, ucap Gita dalam hati.

"Ayoo!"

Gita dan Rico menyeberang jalan menuju ke tukang es krim itu.

"Mau rasa apa, Mas? Mbak?" tanya si penjual.

Gita hendak berbicara, namun Rico menyelanya, "Coklat dua,"

AH! Rico tau apa rasa kesukaan Gita, Gita tersenyum lagi, dia tak salah punya sahabat seperti Rico, atau, apa Rico memang hanya jadi sahabatnya? Ini harus dihentikan! seru Gita dalam hati.

Gita merogoh-rogoh kantung rok SMA-nya, Gita kehilangan surat yang hendak diberikannya ke pada Rico. Matanya bergerak mencari kertas itu- siapa tau jatuh di jalan! Ternyata benar! Surat kecil itu terjatuh tepat di tengah jalan raya. Gita melihat kanan-kiri dan memutuskan jalanan cukup sepi dan ia bergerak mengambil surat itu. Rico tidak memperhatikan Gita yang berjalan ke tengah jalan--



TEEEEEEEET!!

Ketika Gita membungkuk mengambil surat itu, Truk besar sedang berjalan ke arahnya. Gita terpaku di tengah jalan, hidupnya akan berakhir!

"Gitaaaa!"

Rico memanggil, tapi Gita tidak menoleh sedikitpun dari truk yang akan menghancurkan tubuhnya itu!

Detik demi detik berlalu, hingga akhirnya Gita merasa sesuatu menghantam tubuhnya, Gita terpental ke sisi jalan. Aneh, rasa sakit itu kurang jika memang Gita ditabrak oleh truk sebesar tadi. Gita mampu bangun dan membuka mata,

Ada yang berteriak!

Gita memegang kepalanya yang berdarah akibat benturan, tapi benturan itu tidaklah parah! Gita memfokuskan diri ke kerumunan oarng yang lebih banyak, mereka mengerubungi sesuatu..

"Nggak papa, Mbak?" tanya seorang Gadis ke Gita. Gita menggeleng. Gadis itu membantu Gita berdiri dan menuntun Gita ke tempat kerumunan lain,

Petir bagai menyambar hati Gita, Dia melihat Rico sedang sekarat! Seluruh wajah dan badannya dipenuhi darah, dan, dua es krim yang tadi dibelinya kini berceceran di aspal.

"Ricoooooooo!!" teriak Gita sambil memeluk wajah Rico, airmatanya jatuh ke pipi Rico.

"Gita?" suara keluar dari bibir merah Rico,

"Rico, kau harus bertahan! Kau harus bertahan!" Gita gelisah, "Panggilkan ambulans!" perintah Gita ke orang-orang yg mengelilinginya.

Tangan Rico memegang wajah Gita, "Kau terluka, maafkan aku!"

"Bodoh! Kau lebih parah!" Gita menangis sesenggukan.

"Tapi aku sudah berjanji tak akan membiarkanmu terluka, maaf! Aku tak menepati janjiku"

Gita tak bisa berbicara, ia hanya diam tapi airmatanya tak mau diam.

"Git, aku sayang kamu! Maaf atas segalanya! Maaf aku membuatmu terluka, maaf aku membuatmu menangis, dan maaf, aku tak bisa menemanimu lagi.." ucap Rico lirih.

Mata Rico menutup dan menghembuskan nafas terakhirnya--

"RICO!!!!" Gita berteriak sekuat tenaga, tapi Rico tak kembali- dia pergi! Tangan-tangan orang menepuk pundaknya,

"Sabar, Mbak!"



~~~



Gita menangis, kejadian itu sudah 2 bulan yang lalu, tapi Gita masih sedih juga. Dia kehilangan sahabatnya- Cintanya!



TING TING TING TING!



alarm di hape Gita berbunyi, Gita segera mengambil hape di samping tempat tidurnya.

Tangis Gita semakin menjadi - jadi, sekarang jam 12 malam tanggal 5 Februari--

"Selamat ulang tahun, Rico!" Gita tersenyum dan meletakkan hapenya jauh dari pandangannya.

Sementara itu, Hape itu masih berkedap-kedip menunjukkan foto Gita dan Rico tengah berangkulan diikuti tulisan 'Happy Birthday, My Rico'...........





----------------------------------------------------------------------------------------------

selamat membaca :')

nb : kisah ini hanya semata-mata hiburan dan terlintas di benak saya, saya menyalurkannya kepada kalian, maaf jika terjadi kesamaan nama tokoh, tempat atau kejadian, ini hanya kebetulan semata,

JAGALAH CINTA KALIAN :D



with love,

eganda xiao hua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar